BERITA

Detail Berita

SUMBAWA TRIP PART 1 - WONDERFUL BUNGIN ISLAND

Kamis, 30 Juni 2022 07:50 WIB
182 |   -

 

Dalam rangka memenuhi undangan dari kepala dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Nusa Tenggara Barat Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd. untuk mengikuti rapat kerja tingkat provinsi. Pada kesempatan ini Bapak kepala SMAN 3 Mataram, Drs. H. Zumri didampingi oleh ibu sub koordinator perencanaan Ibu Nurhimayati, SE.  serta beberapa wakil kepala sekolah dan perwakilan  guru.   Meskipun rapat dijadwalkan pada hari Sabtu, 25 Juli 2022, namun tim SMA Negeri 3 Mataram berangkat pada hari Jumat 24 Juni 2022. Keberangkatan lebih awal tersebut untuk mengantisipasi agar tidak terlalu lelah saat kegiatan raker. 

Pelabuhan Poto Tano Kembali Dibuka

Perjalanan ke Sumbawa diawali dengan pelayaran dari pelabuhan Kayangan ke Pelabuhan Pototano yang berlangsung sekitar 2 jam. Dari Kayangan pada pukul 14.30 dan sampai di Pototano hampir di jam 17.30. Pemandangan saat menginjakkan kaki ke tanah Sumbawa tidak sama dengan yang diceritakan orang-orang. Dalam benak saya ketika sampai di daratan hanya akan menemukan tanah coklat kering di kanan dan kiri. Namun, ternyata kami disuguhi pemandangan yang luar biasa di sepanjang perjalanan. Di kanan dan kiri banyak pohon dan semak hijau dan sejauh mata memandang kami bisa menyaksikan garis pantai dan laut lepas. Tidak seperti di wilayah lain yang tanah pantainya sudah habis dibeli oleh swasta sehingga tidak bisa kami nikmati secara gratis. 

Bapak Kepala Sekolah memutuskan untuk bermalam di Pulau Bungin karena ingin mengambil kesempatan untuk mempelajari kehidupan sosial masyarakat Pulau Bungin, selain ada hajat yang ingin kami tunaikan bersama dengan Pak Jusman,  guru Matematika SMAN 3 Mataram yang kebetulan tinggal di Pulau Bungin. Kami sampai di Bungin pada pukul 19.30. Banyak hal menarik yang kami dapatkan saat di Pulau Bungin yang menurut data Badan Pusat Statistik tercatat sebagai pulau paling padat di dunia. Pada tahun 2014 tercatat lahan pulau Bungin seluas 8,5 Hektar dihuni oleh 5.000 penduduk yang sesungguhnya berasal dari  Suku Bajo, Sulawesi Selatan yang telah menghuni Bungin sejak 200 tahun silam. Namun sekarang pulau Bungin meluas menjadi 11 Hektar, bukan tanpa sebab, namun sebagai konsekuensi adat apabila ada laki-laki Bungin yang menikah kemudian ingin menetap di pulau tersebut, harus melakukan reklamasi sendiri dengan cara mengumpulkan batu karang di atas perairan, melakukan penimbunan dengan menggunakan tanah yang berasal dari bukit untuk dijadikan lahan sebagai dasar mendirikan bangunan rumah panggung seluas kurang lebih 120 meter persegi.

Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah nelayan. Komoditi nelayan Bajo menjadi primadona baik di wilayah Indonesia sendiri maupun sampai ke mancanegara. Mulai dari kerang-kerangan, ikan hias dan berbagai jenis ikan untuk dikonsumsi. Ikan buntal misalnya, dagingnya untuk dimanfaatkan sebagai masakan, gelembungnya sebagai komoditi ekspor ke luar negeri dengan harga 2 juta per kg nya, sedangkan kulitnya yang berduri dikeringkan yang nantinya dijadikan bahan campuran kosmetik di China. 

Bagaimana hidup di Pulau Bungin yang dijuluki terpadat? - BBC News Indonesia

Yang tak kalah unik di pulau Bungin adalah di tempat ini pelajaran IPA, bahwa kambing adalah hewan herbivora tidak berlaku di sini. Karena, tidak ada tanaman hijau di pulau Bungin. Sehingga kambing tumbuh menjadi hewan survival yang mengkonsumsi apa saja yang ada di tanah baik itu plastik, kertas, bahkan uang kertas atau tikar penduduk. Dan kambing tersebut tumbuh dengan sehat dan kuat. 

Ini adalah tempat tinggal Bibi Pak Jusman tempat kami istirahat di Pulau Bungin. Meskipun tidak tepat kalau dikatakan istirahat karena di Pulai Bungin sepertinya tidak ada matinya. Penduduk sampai dengan pagi hari masih bercengkerama satu sama lain. Hal itu dikarenakan matapencahariannya adalah nelayan, jadi sepanjang malam pun masyarakat bergantian pergi melaut. Kami pun meninggalkan Bungin pada pukul 11.00 siang untuk menuju lokasi selanjutnya. (EN) (berlanjut ke Part 2..)

 


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini