OPINI

Detail Opini Siswa

Perjalanan ke Balikpapan sebagai Duta Generasi Hijau

Rabu, 2 April 2025 22:42 WIB
295 |   -

Penulis : NAJUA


Kali ini aku bakalan berbagi cerita inspirasi ke temen-temen semua mengenai Perjalananku selama mengikuti Jambore Nasional Generasi Hijau di Balikapapan.

Tanggal 2 aku tiba di Balikapapn, kota yang di juluki kota bersih dan beriman. Kotanya memang bener-bener bersih dan membuat diri ini iri karna di kotaku sendiri aku belum menemukan kebersihan itu.

Aku tiba sehari sebelum jadwal kegiatan, agar bisa rehat mengingat rute perjalananku dari Lombok-Surabaya-Balikpapan yang lumayan lama.

Hari kedua di Balikpapan,  pada tanggal 3  aku bersama 110 teman-teman dari 28 provinsi se-Indonesia berkumpul untuk mengikuti pembukaan Jambore Nasional Generasi Hijau 2022. 
Kegiatan hari pertama cukup melelahkan dan menguras tenaga karna kegiatannya dibuka terlalu malam yaitu pukul  08.30 WITA. Dalam pembukaan tersebut, turut  hadir Gubernur Kalimantan Timur dan para pemangku pemerintah lain yang ada di Kalimantan Timur.  Setelah pembukaan selesai, aku dan semua peserta beranjak ke lokasi penginapan yang terletak di Kebun Raya Balikpapan. Jarak tempuhnya sekitar 30 menit dari Hotel Royal Suite yang menjadi lokasi pembukaan tadi. Kami berangkat menggunakan Bus sekitar pukul 11.15 WITA.

 Pada pukul 12 malam aku dan teman-teman tiba di Kebun Raya Balikpapan.  D sana kami menginap di tenda-tenda yang sudah disediakan. Suasana ala kemah di hutan membuat lelah dan kantuk kami terbayarkan !

Hari ke dua mengikuti kegiatan jambore Nasional diisi dengan kegiatan yang lumayan padat oleh para pemateri yang menginspirasi anak muda, seperti materi Ketua IKN dan Kilang Minyak internasional.  Di sesi itu, kami mendapatkan banyak informasi mengenai perencanaan pembangunan Ibu Kota Baru Idonesia terutama strategi pemerintah agar IKN terjaga dan aman. Dalam materi IKN tersebut, pemerintah berencana membangun Ibu Kota baru dengab konsep Ibu Kota di tengah hutan dan kota berkelanjutan, kota cerdas dan kota yang mampu mengelola air. Sedangkan materi dari Kilang Minyak Indonesia memaparkan hubungan pertamina dengan lingkungan.

Rasanya seru sekali, apalagi berkumpul dengan teman-teman senusantara, aku mendapat  materi yang menarik sekaligus bisa berkenalan dengan teman-teman  dari Sabang sampai Merauke yang aktif-aktif dan berprestasi.

Di hari ketiga, pada pagi hari kami diajak tracking di hutan Kalimantan yang masih berada di kawasan Kebun Raya Balikpapan.  Aku dikenalkan dengan pepohonan langka yang hanya ditemukan di Kalimantan,  seperti jahe raksasaa dan paku raksasa serta tanaman langka lainnya yanh memiliki banyak manfaat untuk dijadikan obat-obatan. Orang dayak memercayai bahwa segala penyakit bisa diobati dengan tumbuhan-tumbuhan yang tersedia di hutan Kalimantan.
Setelah melakukan tracking, sekitar pukul 10 pagi kami bersiap makan dan dilanjutkan dengan  solat dzuhur. 
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari ITK Balikpapan. Materinya berisi tentang cara kita mengelola sampah dan menjadikan sampah tersebut bernilai ekonomis.

Hari ketiga cukup menantang ! Kami peserta JNGH terkena banjir di lokasi penginapan. Semua tas-tas kami terendam banjir karna hujan lebat. Namun semangat kita tidak pernah pudar untuk mendapatkan pelajaran-pelajaran yang menarik dari narasumber yang menginspirasi di hari tersebut.

Selain itu, agenda di hari ketiga juga diisi dengan FGD (Focus Group Discussion). Kami diminta membuat program kerja secara berkelompo yang akan kita terapkan di daerah kita masing-masing.  Program kerja yang aku dan kelompokku buat adalah "Go Digital". Dalam tema tersebut, kami berencana mengajarkan anak muda untuk tahu cara membuat pdf, microsoft world dll yang berhubungan dengan media digital..

agenda yang tidak kalah serunya lagi adalah  Go Talent, yaitu kami menampilkan bakat-bakat kami kepada para tamu undangan dan teman-teman dari kelompok lain. Kelompok kami pun mendapat juara 1. Yeay!

Hari keempat diisi dengan  kunjungan ke SMP 3 Balikpapan yang memperoleh penghargaan Adiwiyata Mandiri dan juga berkunjung ke TPA Manggar yang merupakan TPA ternaim seAsia Tenggara.

Saat berkujung di SMPN 3 Balikpapan, tidak ada satupun sampah yang kami temukan. Kami disambut oleh siswa-siswinya dengan yel-yel selamat datang, penampilan tari dan sambutan dari Kepala Sekolah yang sekaligus menjelaskan sejarah terbentuknya GG pertama di SMP3 tersebut. Sekokahnya cukup menarik karna mereka memiliki bank sampah sendiri, di mana setiap kelas menyetorkan sampahnya yang akan ditukar dengan uang. Selain itu, sekolah ini mengelola sampah organik dengan membuat kompos lalu kompos tersebut diperjual-belikan kepada wali murid dan siswa-siswi yang ada di smpn 3 tersebut. Guru-guru yang ada di smp 3 sangat mendukung kegiatan ini, oleh sebab itu sekolah tersebut sukses mengelola sampah. Dukungan dan kerjasama stakeholders sekolah adalah kunci sekolah tersebut berhasil memperoleh penghargaan Adiwiyata.

Setelah kunjungan ke smp 3 selesai, kami berkunjung ke TPA MANGGAR. Di sana kami melakukan aksi penanaman pohon di sekitaran TPA manggar dan belajar cara mengelola sampah menjadi bahan daur ulang. Sampah organik dan anorganik di TPA tersebut  diolah menjadi palet untuk dicampurkan dengan batu bara dan dikirim ke PLTU sebagai bahan bakar. Setelah melihat cara pengelolaan sampah, kami berkunjung ke pembuangan akhir sampah di mana sampahnya sudah tidak banyak menumpuk karena sudah dikelola dengan baik.  Mereka menjadikan sampah-sampah tersebut menjadi bahan daur ulang, dan yang paling mengejutkan adalah sampah organik diolah menjadi gas metana. Gas Metana tersebut dijadikan bahan alternatif pengganti gas LPG. Jadi tidak akan heran jika kalian berkunjung akan menjumpai banyak pipa-pipa gas karena gas metana tersebut tersambung ke rumah-rumah warga di sekitar. Hmm seperti apa ya rasanya goreng pisang pakai kompor berbahan bakar gas Metana?

Setelah itu,  tibalah kami di malam puncak penutupan jambore Nasional Generasi Hijau. Di acara puncak ini aku terpilih menjadi salah di antara 20 finalis Duta Generasi Hijau Indonesia. Masing-masing finalis diminta menyampaikan materi  tentang paperless di hadapan 3 dewan juri sekaligus tamu undangan. Sukses memaparkan materi, aku terpilih untuk lanjut ke babak 10 besar.  Pada babak ini,  10 peserta terpilih diminta menjawab pertanyaan dari dewan juri mengenai lingkungan iklim dan Ibu Kota baru yang ada di Indonesia.  Alhamdulilah,  aku bisa menjawab pertanyaan dewan juri dan memperoleh juara harapan 2 Duta Generasi Hijau Indonesia 2022.
Bahagia sekali rasanya bisa memberi oleh-oleh membanggakan untuk NTB dan SMAN 3 Mataram. 

Penghargaan tersebut sekaligus menjadi amanat buat ku untuk tetap berjuang menghijaukan Nusantara, menghijaukan daerah-daerah kita. 

Aku ingat pesan dari bapak gubernur Kalimantan Timur, bahwa " jadikan ilmu ini sebagai oleh-oleh untuk teman-temanmu untuk menghijaukan nusantara".

Meski perjuanganku berakhir karena memperoleh juara di  Jambore Nasional Generasi Hijau, tapi ini adalah awal perjuangan ku untuk menyuarakan isu-isu lingkungan di daerahku.


Cerita ini aku tutup dengan sedikit pesan dariku bahwa,
" jangan pernah takut melakukan perubahan. Jangan pernah tumbang saat dicemohkan saat ingin membuat perubahan. Dan maka jangan pernah takut untuk melakukan aksi-aksi positif yang berdampak, meski itu dimulai dari hal-hal sederhana"


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini